Promkes RSUD Kapuas Juga Jelaskan Pengobatan Penyakit Asma yang Dapat Dilakukan

Promkes RSUD Kapuas Juga Jelaskan Pengobatan Penyakit Asma yang Dapat Dilakukan
Ket Foto: Tim Promkes RSUD Kapuas saat berikan edukasi kesehatan terkait penyakit asma melalui RSPD, Kamis (4/7/2024). FN-Ist

Kuala Kapuas (FastNews) – Tim Promkes Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Kalteng melalui radio siaran pemerintah daerah telah memberikan edukasi kesehatan seputar penyakit asma, Kamis (4/7/2024).

Edukasi atau penyuluhan dilakukan Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto selaku Koordinator dan Administrator Ahli Unit Promkes RSUD Kapuas menyampaikan pengobatan penyakit asma yang dapat dilakukan

“Pengobatan untuk mengatasi asma, biasanya untuk mengatasi asma secara cepat diberikan obat inhalasi (di hirup) yang mengandung kortikosteroid untuk meredakan proses radang,” ujarnya.

Lalu, untuk obat asma oral (diminum) ada dua jenis, yaitu obat yang dapat melebarkan saluran paru-paru (bronkodilator).

Obat ini ada dua jenis yaitu Bronkodilator kerja singkat (4-6 jam), seperti salbutamol, dan bronkodilator kerja panjang (12-48 jam), seperti formoterol.

“Perlu diingat obat-obat bronkodilator memiliki efek samping, misalnya jantung berdebar, tangan gemetar. Obat-obatan yang menghambat proses peradangan (anti inflamasi), seperti, beklometason, budesonida, dan flutikason,” ucapnya.

Akan tetapi obat-obat ini juga memiliki efek samping, antara lain, suara serak, infeksi jamur terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.

“Pasien asma harus segera dibawa ke IGD, bila pasien asma mengalami semakin sesak nafasnya dan obat-obatan tidak membantu, sesak nafas berat, bahkan ketika sedang duduk diam, mengalami kesulitan mengucapkan suatu kalimat, bernafas sangat cepat, dan jantung berdetak sangat cepat,” imbuhnya.

Sedangkan, beberapa tindakan untuk mencegah atau mengendalikan serangan asma antara lain mencari tahu apa pemicunya dan usahakan untuk menghindarinya, berhenti merokok atau jauhi perokok pasif, karena asap rokok menyempitkan bronkus.

Lalu, hindari lingkungan yang dipenuhi asap, bau-bau yang menyengat, seperti asap dapur dan polusi, aktif secara fisik, antara beranang sangat dianjurkan, fisioterapi, digunakan memudahkan pengeluaran dahak.

Menyingkirkan semua rangsangan dari luar, terutama hewan piaraan, serta lingkungan udara sebaiknya hangat dan lembab daripada dingin dan kering.

“Gejala asma terkadang bisa hilang dengan sendirinya, tetapi juga bisa tiba-tiba muncul kembali, misalnya saat ada perubahan cuaca,” tuturnya.

Asma dapat diobat dengan baik, tetapi kecenderungan penyakit asma kambuh kembali tetap ada, jadi berarti tidak pernah benar-benar hilang.

“Obat-obatan tidak menyembuhkan asma, tetapi jika digunakan dengan teratur, keluhan asma bisa hilang atau berkurang,” tandasnya. (RZ)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *