Kuala Kapuas (FastNews) – Penjabat (Pj) Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah, Darliansjah, mengapresiasi jajaran Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpustaka) setempat, kembali lagi berhasil melaksanakan budi daya tanaman hidroponik jenis sayuran pakcoy.
“Perpustakaan itu tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga banyak hal yang bisa diperoleh dari hasil membaca itu untuk dipraktikkan,” kata Pj Bupati Darliansjah, di Kuala Kapuas, Jumat (20/9/2024).
Hal itu disampaikannya saat melakukan panen sayuran pakcoy yang berada di halaman Kantor Disarpustaka kabupaten setempat. Tampak hadir juga mendampingi Kepala Disarpustaka Kapuas Suwarno Muriyat, Kepala Dinas Pertanian Kapuas, yaya, Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kapuas, dan jajaran.
Melalui panen sayuran pakcoy ini, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat membuat program-program yang produktif, program yang menyentuh kepentingan masyarakat dan program yang memang berkaitan dengan isu krusial.
“Seperti saat ini kita menghadapi inflasi, stunting maupun kemiskinan ekstrim. Saya melihat bahwa program yang dilakukan Disarpustaka Kapuas ini sudah bisa menjadi usaha rumah tangga, kelompok maupun komunitas sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan bisa menjadi tambahan pendapatan,” katanya.
Hasil dari panen sayuran pakcoy ini pun, kata dia, bisa juga menjadi suplai kebutuhan sayur-sayuran yang memang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat.
Sementara itu, Kepala Disarpustaka Kabupaten Kapuas Suwarno Muriyat mengatakan pengembangan tanaman hidroponik pakcoy ini idenya berasal dari program transformasi perpustakaan inklusi sosial.
“Dimana di dalamnya dari hasil membaca atau pun melihat di internet masyarakat bisa mempraktikkan dari hasil bacaannya. Nah di situlah yang disebutkan budaya literasi,” terang Suwarno.
Dia menjelaskan tanaman pakcoy yang dipanen ini, merupakan pekerjaan dari DWP Disarpustaka Kapuas, sebagai implementasi dari kegiatan membaca langsung dan kemudian dipraktikkan dengan bercocok tanam sayuran tersebut.
“Pada tahap awal tanaman pakcoy selama 40 hari baru dipanen hari ini. Sangat luar biasa hasilnya dan modalnya untuk bibitnya juga sangat murah,” demikian Suwarno Muriyat.(Red)