Kuala Kapuas (FastNews) – Tim Promkes Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah saat memberikan penyuluhan kesehatan terkait penyakit diare juga menginformasikan dan mengedukasi penyebabnya.
Hal itu disampaikan dr Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto selaku Koordinator Unit Promkes RSUD Kapuas saat melakukan edukasi kesehatan melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, baru-baru ini.
dr Erny menyebutkan penyebab diare diantaranya adalah keracunan makanan. Bisa karena makanan yang sudah basi, atau salah makan.
“Misalnya keracunan makanan laut, seperti udang, tiram, kerang dan lain-lainnya, ini perlu diperhatikan juga,” katanya, Senin (1/7/2024).
Kemudian, penyebab infeksi virus, paling sering adalah Rotavirus. Gejalanya adalah buang air besar cair, tidak ada lendir darah, dan berbau asam.
“Selanjutnya, infeksi bakteri. Jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan diare yang lebih berbahaya. Infeksi ini merusak dinding usus, sehingga menimbulkan diare yang biasanya disertai demam. Gejala yang dirasakan pasien adalah diare disertai lendir dan darah, serta sakit perut dan biasanya disertai demam. Diare jenis ini memerlukan antibiotik dalam pengobatannya,” ujarnya.
Lalu, infeksi parasit, biasanya disebabkan oleh cacing. Diare yang disebabkan oleh infeksi parasit ditandai dengan berak darah, berledir, dan sakit perut, terkadang didapati cacing dalam tinjanya. Terapi yang dibutuhkan adalah antiparasit, misalnya obat cacing. Alergi makanan/ minuman.
“Biasanya disebabkan reaksi hipersensitif (kepekaan yang berlebihan) terhadap lemak atau protein. Sebagai contoh, alergi susu (susu sapi), terutama disebabkan alergi terhadap laktosa (gula susu pada susu sapi). Hal ini disebabkan tidak adanya enzim laktase yang dapat mengurai laktosa tersebut,” imbuhnya.
Juga, Traveller’s diarrhea. Diare yang dialami oleh wisatawan. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan perubahan makanan selama berada di negara lain. Penyebabnya adalah bakteri Coli atau virus yang masuk melalui makanan dan minuman.
Diare wisatawan biasanya tidak parah dan akan hilang dengan sendirinya. Akibat emosi. diketahui ada beberapa keadaan emosional sebagai penyebab diare, misalnya kegelisahan, ketegangan, kekhawatiran.
“Penanganan pada diare ringan dapat dilakukan perawatan di rumah, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 3-5 hari. Yang terpenting adalah mencegah dan mengatasi gejala dehidrasinya dengan memberikan minum lebih banyak dari biasanya,” tandasnya. (RZ)